 Sambungan dari part 1
Sambungan dari part 1Mari kita lihat rahasia Orang Majus dalam menjalankan misi ini. Pertama,  Setelah Orang Majus mendapat berita keselamatan, mereka pun pergi  meninggalkan tempat asal mereka dengan membawa barang bawaan beserta  budak-budaknya. Selama diperjalanan, mereka tetap setia mempertahankan  barang bawaan mereka (emas, kemenyan dan mur) dengan taruhan dapat  dirampok atau dibunuh. Kedua, sebenarnya Orang Majus  dapat menyuruh budak-budaknya untuk pergi mengantarkan semua itu tanpa  harus turun tangan dan tidak perlu repot antar sendiri seperti orang  kaya menyuruh kurir untuk antar barang. Ketiga.  Biasanya seseorang yang memberikan persembahan kepada bayi yang baru  lahir, akan sungkan kepada bayinya atau orang tuanya? Pastilah sungkan  ke orang tua bayi. Selanjutnya, orang memberikan besar persembahan  pastilah cenderung melihat siapa orang tua bayi. Jika bayinya adalah  anak orang susah maka diberikan persembahan yang biasa saja. Jika orang  tua si bayinya adalah seorang bos besar maka diusahakan mencari yang  agak mahal.
Namun bagaimana dengan orang Majus ini. Sudahkah mereka  mengenal Maria dan Yusuf sebelumnya? Kalau belum kenal, mengapa mereka  nekad melakukan itu semua? Orang majus waktu membawa hadiah bukan  sungkan kepada Maria dan Yusuf, bahkan sebelumnya mereka tidak tahu  siapa Maria dan Yusuf. Mereka lihat bukan orang tua si bayi, tetapi bayi  itu sendiri. Mereka tahu anak ini anak siapa. Anak ini adalah Anak  Raja. Maka mereka membawa persembahan yang sesuai dengan siapa yang akan  menerima. Karena Raja yang akan menerima, maka mereka memberi  persembahan untuk sang Raja. Koq Raja bisa Anak. Koq Anak bisa Raja?  Kalau raja menurunkan anak, anak itu pastilah akan menjadi anak raja  yang akan meneruskan pemerintahan. Keturunan raja pastilah lahir di  istana, kalau anak lahir di palungan pastilah bukan anak raja.
Inilah  iman yang luar biasa yang dimiliki oleh Orang Majus itu. Ia punya iman  yang menerobos sampai dalam sekali. Jika Yesus bukan Tuhan, tidak  mungkin Orang Majus melakukan hal bodoh tersebut. Banyak orang tidak mau  percaya Tuhan Yesus. Namun kita yang sudah mengetahui dari sudut  kelahirannya ini, dapatlah menyimpulkan bahwa tidak mungkin Yesus bukan  Tuhan. Bayangkan saja, siapa yang mau mengantarkan persembahan besar  untuk anak kecil yang masa depannya tidak diketahui? Orang Majus  mengetahui masa depan Anak ini dan mereka tahu siapakah Anak ini. Kalau  tidak, tidak mungkin mereka meninggalkan kampung halaman dan berjalan  tanpa arah hanya dengan mengikuti bintang yang bisa membawa mereka.  Mereka meninggalkan anak mereka dan segala yang ada di Timur itu.
 Jikalau Yesus bukan Tuhan, Herodes akan nyaman dan tidak tergoncang  imannya. Seorang Presiden tidak akan pernah takut bahwa kepresidenan dia  akan direbut oleh seorang bayi. Tidak ada Presiden yang perintahkan  kepada menteri, “Cari seorang anak dibawah dua tahun di rumah sakit A  dan bunuh dia, karena kelak dia akan jadi presiden”. Kalau ada, maka  presidennya kurang waras. Mengapa? Raja itu saingannya adalah raja  karena raja takut diserbu oleh raja lain. Semua raja takut dikudeta raja  saingannya, ditaklukkan dan akhirnya menjadi budak. Semua raja, tidak  pernah takut dengan anak kecil karena militernya sangat kuat, untuk apa  takut kepada anak kecil? Namun, Alkitab mencatat bahwa Herodes dengan  kekuatan yang sangat besar, dia takut kepada Anak Kecil dan  memerintahkan bunuh semua anak kecil dibawah umur 2 tahun. Jikalau Yesus  bukan Tuhan, ini tidak mungkin terjadi.
 Setelah bertemu Herodes, orang Majus dihadapkan dengan dua utusan.  Awalnya diutus oleh Tuhan untuk bertemu anak yang bernama Yesus, lalu  diutus oleh Herodes untuk memberitahu dimana keberadaan anak itu setelah  mereka menemukannya. Menjadi utusan herodes pastilah akan mendapat  pahala dan upah karena menjalankan amanat raja. Mereka harus memilih  untuk taat kepada siapa. Mereka diutus oleh Tuhan, lalu diutus oleh  Herodes kemudian bertemu dengan Tuhan Yesus. Setelah bertemu Yesus,  Alkitab mencatat bahwa mereka pulang melalui jalan lain dan tidak  kembali ke herodes. Ini beresiko tinggi untuk dibunuh karena dianggap  sebagai pengkhianat.
Orang Majus setelah bertemu Tuhan Yesus jika  kembali ke kampung halaman, di tengah jalan pasti akan dibunuh oleh anak  buah Herodes. Sama seperti kita, jika percaya dan kenal Yesus, apakah  semua akan lancar dan aman, hidup sukses dan rekening bertambah terus?  Lihatlah orang Majus sekarang, kemanakah mereka dapat lari? Orang Majus  tidak dapat menyamar karena menyamar apapun tetap terlihat  ke-Yahudiannya. Seperti orang China yang menyamar di tanah Arab ,  seperti orang Negro yang bersembunyi di tengah kulit putih. Orang kafir  dengan orang Yahudi wajahnya, cara jalannya dan bajunya berbeda.  Kalaupun mereka didandani dan berjalan seperti orang Yahudi, bagaimana  dengan nasib budak-budaknya. Mungkinkah semua didandani juga? Mungkinkah  budak-budaknya tidak akan berkhianat dan melaporkan? Namun Tuhan terus  menjaga langkah hidup mereka dan akhirnya mereka diberkati oleh Tuhan.  Jadi jangan takut mengikut Tuhan meskipun ada ancaman. Kalau belum  saatnya mati, tidak mungkin mati. Amin?
Sewaktu Orang Majus membawa persembahan emas, kemenyan dan mur semua itu ada artinya. Emas  pertama kali ditulis dalam PL di Kitab Penciptaan / Kitab kejadian  pasal 2. Awalnya, emas diciptakan oleh Tuhan berada di Taman Eden.  Manusia jaman dahulu belum mengerti nilai emas, setelah jatuh dalam  dosa, perlahan mulai mengerti nilai suatu barang. Setelah mengerti  nilai, mereka mengelompokkan mana barang yang bernilai dan mana yang  kurang atau tidak bernilai. Barang yang mudah rusak, kurang bernilai.  Barang yang awet, murni, susah diproses harganya menjadi mahal. Penemuan  emas menjadi satu hal yang spektakuler pada masa itu, karena tidak  berkarat, berkilau-kilau, mewah dan berat. Akhirnya emas menjadi satu  benda yang bernilai sangat mahal.
Di   PL, emas dipakai sebagai upeti  untuk disembahkan kepada Raja  dari bangsa-bangsa lain. Selain itu emas  juga diberikan kepada ilah yang disembah. Pada masa itu, dibentuk  semacam dewa-dewa yang dilapisi dengan emas karena manusia sadar bahwa  emas merupakan pemberian dewa-dewa itu. Waktu jaman Musa saat  pembangunan kemah pertemuan / kemah suci, ALLAH meminta untuk dilapisi  dengan emas. Jadi jelaslah bahwa emas tidak diberikan kepada orang  miskin. Namun, sewaktu Orang Majus mendapati  Yesus dan orang tuanya  yang sangat miskin, mengapa mereka tetap memberikan emas tersebut?  Bukankah mereka dapat berpikir ulang dan menukarkan hadiah selain dengan  emas?
Yesus yang diketemui Orang Majus sebenarnya sudah berumur satu  tahun lebih dan di dalam rumah sangat kecil, bukan masih di dalam  palungan (banyak drama Natal yang salah tafsir). Orang Majus tetap  berikan emas, ini namanya iman. Mereka sadar bayi itu adalah Raja dan  Raja pantas menerima emas. Emas dianggap sebagai pemberian yang sangat  terhormat kepada seseorang yang lebih tinggi derajatnya Waktu Yesus  diberikan emas, berarti Orang Majus tahu bahwa Yesus adalah Raja. 
Kemenyan  dalam PL bukan dipakai untuk dukun. Kemenyan disiapkan menjadi satu  korban yang ikut dibakar di dalamnya. Jikalau binatang yang dikorbankan,  lemak harus dibakar agar timbul bau wangi-wangian. Namun jika korban  sajiannya dari tepung maka kemenyan harus diberikan agar timbul bau  wangi-wangian. Semua tugas itu adalah tugas imam sebagai pengantara  manusia dengan Allah. Jadi kemenyan yang dipersembahkan menggambarkan  Kristus sebagai imam yang menjadi pengantara antara manusia berdosa lalu  membawa persembahan itu kepada Tuhan untuk minta ampun.
Bersambung ...
