Jadi orang Israel yang notabene beragama dan hidup mempelajari Kitab Suci tidak pernah bertumbuh dalam iman, tidak menerobos melihat kepada Kristus lebih dalam lagi dan akhirnya mati dalam penafsiran tertentu saja. Jauh sebelum orang banyak percaya siapa Yesus, sebelum murid Yesus mengakui Yesus itu siapa, Orang Majus sudah mengetahui bahwa Yesus itu Raja, Imam dan Nabi (yang tersirat dalam persembahan itu). Orang Majus seperti ini adalah orang yang berbahagia.
Tuhan ijinkan cerita Orang  Majus ini dicatat di dalam lembar pertama Injil Matius. Untuk apa? Untuk  mempermalukan seluruh silsilah orang Yahudi. Orang Yahudi punya  silsilah yang luar biasa dari anak Abraham, anak Daud sampai Kristus.  Namun setelah itu tidak ada lagi orang yang punya iman yang mengarah  kepada Tuhan Yesus. Maka muncullah orang diluar silsilah Yahudi dan  orang itu adalah orang Majus. Sekarang ini, mungkin orang-orang  Non-Kristen sudah lama Tuhan persiapkan menjadi orang Kristen hanya  kadang waktunya belum sampai dan Tuhan sudah menguji iman mereka. Dalam  katekisasi misalnya ada orang yang mengikuti pembinaan 17 kali lalu  ujian dan wawancara tetapi belum juga dapat lulus. Ada yang merespon  bahwa hal itu tidak apa-apa dan tetap setia ikut pembinaan sekali lagi,  ada pula yang marah-marah tidak terima. Disini kelihatan mana yang tahan  uji dan yang tidak.
Orang majus setelah tiba bertemu Yesus waktu itu harus memutuskan untuk terima atau tidak. Mungkin di perjalanan mereka sudah membayangkan anak ini akan elok atau akan disambut dengan meriah dengan jamuan makan atau minum oleh orang tuanya. Alkitab tidak mencatat bahwa mereka diberikan minum, dan diberikan roti. Sekarang ini, banyak orang mau percaya Yesus dengan diimingi tawaran yang menggiurkan oleh pendeta palsu. Percaya Tuhan Yesus akan menjadi kaya, segala penyakit sembuh oleh bilur-bilurNya. Reform tidak memakai cara tawaran seperti itu.
 Waktu orang Majus melihat Tuhan Yesus,  mereka dihadapkan dengan keputusan untuk kembali ke Herodes atau pulang  kampung atau menukar hadiah.  Orang Majus tetap setia, dan tidak  mengganti hadiahnya. Kalau Yesus bukan Tuhan, ini tidak mungkin.  Sekarang saya tanya, “Siapa yang memikirkan untuk persiapkan kado untuk  Tuhan? Kalau iya, kado apa yang akan diberikan?” Jika mau meniru orang  Majus yang memberikan emas, kemenyan, dan mur itu barang semua Tuhan  yang ciptakan dan Tuhan yang punya, sang penguasa Alam. Lalu hadiah apa  yang paling Tuhan senang? Jawabannya yaitu Saudara membawa jiwa kepada  Tuhan Yesus. Orang Majus waktu datang bukan karena hadiahnya yang besar  sehingga Tuhan berkenan melainkan jiwa mereka, hidup mereka yang rela  berkorban untuk datang. Itulah yang bernilai. Tuhan tidak butuh hadiah  fisik orang Majus tetapi orang yang datang mengantarkan langsung lah  yang diperkenanNya.
Gembala datang tidak membawa kado, tidak sempat  pulang mandi, masih bau-bau karena mereka datang di hari H Yesus lahir.  Gembala datang tidak membawa kado dan tidak pernah berkata ke Maria  bahwa nanti kadonya akan menyusul. Tidak ada itu. Mereka pulang dan  tidak berikan kado lagi. Mengapa? Karena Tuhan Yesus tidak butuh kado  materi. Hati dari gembala yang datang, itu Tuhan perkenan.  Amin?
Saya  tanya saudara, dalam hari Natal ini saudara sudah persiapkan apa? Apakah  dengan pikiran menerka-nerka, “Oh Natal kayak begini, Oh Yesus kayak  begini… ya sudahlah”. Jika seperti itu, saudara  ibarat menjadi orang  Majus yang sudah melangkah akhirnya bertemu dengan Tuhan Yesus lalu  menjadi kecewa dan saudara pulang. Atau saudara seperti Herodes yang  tidak mau datang tapi hanya dengar informasi lalu menolak semua berita  itu? Atau saudara sebagai imam-imam kepala yang ada di Yerusalem yang  mengerti Alkitab tapi tidak mengerti siapakah Tuhan Yesus itu.
Yesus  sudah lahir begitu lama, tapi Yerusalem semua masih sepi dan tidak ada  orang yang mengetahui. Yesus sudah lahir 2000 tahun lebih, tetapi masih  banyak orang yang masih belum mengenal Tuhan Yesus. Saya pernah bicara  sama supir taksi tentang Tuhan Yesus. Dia tanya saya, “Yesus itu siapa  ya? Saya belum pernah dengar ada Yesus”. Heran saya. Supir Bluebird di  Jakarta. Teknologi sudah begitu maju, informasi gereja begitu banyak,  tapi Yesus tidak pernah diketahuinya. Ini suatu fakta yang cukup  mengagetkan. Saudara yang datang ke tempat ini, sudah siapkan kado apa?  Kalau Tuhan sudah memberikan kado yang begitu besar, yaitu diri-Nya  sendiri, saudara kasih apa?
Biarlah saudara sungguh-sungguh membuka hati dan kembali kepada Tuhan serta kembali berespon kepada Nya. Saudara sudah berjalan begini jauh, mungkin ada yang 2 jam, 1,5 jam atau 1 jam. Sudah ikut Natal seperti ini, maukah Saudara membuka hati? Atau Saudara sudah datang susah-susah, saudara kecewa lalu pulang. Dan saudara yang membuka hati, Tuhan tidak melupakan saudara. Mari kita berdoa.

 

